Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tantangan belajar dari rumah selama pandemi

Sudah lebih dari dua tahun pola pembelajaran di sekolah berlangsung secara daring selama pandemi covid-19. Dampak learning loss yang menjadi isu hangat terkait model pembelajaran daring ini mulai mencuat. Pembelajaran tatap muka secara terbatas pun mulai diwacanakan untuk seluruh jenjang pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi dan kebijakan masing-masing daerah. Namun demikian kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% yang awalnya ingin dilaksanakan pada awal 2022 ternyata harus ditarik kembali secara bertahap terkait melonjaknya angka kasus Covid jenis Omicron.

bimbel online

Pembelajaran tatap muka yang sifatnya terbatas tersebut menuntut kita tetap melaksanakan aktifitas belajar mengajar dari rumah.  Beberapa sekolah, perguruan tinggi bahkan bimbel mulai menyiapkan pelaksanaannya secara hati-hati. Pembelajaran tatap muka hanya diperuntukkan bagi mata pelajaran berbasis praktikum dengan protokol kesehatan yang ketat untuk jenjang perguruan tinggi. Demikian pula halnya kebijakan tersebut dilaksanakan pada jenjang Pendidikan dasar dan menengah.

Mengubah cara belajar dari tatap muka menjadi tatap maya dengan mengandalkan teknologi sudah pasti tidak semuanya siap menghadapi itu. Kemampuan orang tua, kesiapan pemerintah serta kemampuan pengajar untuk memberi materi dengan cara yang baru cukup mengkhawatirkan.  Semestinya pembelajaran daring terutama untuk anak usia dini  yang baru memulai pembelajaran, bukan hanya pengajar mengirim tugas untuk dikerjakan di rumah melainkan benar-benar seperti di kelas namun menggunakan teknologi. 

Dari segi kuota dan jaringan juga menjadi suatu permasalahan dalam sistem seperti ini.  Tidak sedikit orang tua yang mengeluh akan kuota yang digunakan, dengan cepat pemerintah merespon keluhan tersebut.  Pemerintah memberikan kuota gratis kepada peserta didik untuk menunjang proses pembelajaran.  
Mengingat proses pembelajaran ini tidak dilakukan secara tatap muka langsung, banyak peserta didik yang menganggap sepele atau remeh, padahal pandemi ini bukan menjadi penghalang untuk menuntut ilmu.  Dengan tetap menjaga etika dalam belajar secara online diharapkan dapat diterapkan agar berjalan efektif serta nyaman guna mencapai cita-cita yang dituju.  Momen seperti ini juga untuk mengasah kemandirian, tanggung jawab serta keterampilan komunikasi daring yang dilaksanakan.

Faktor keberadaan fasilitas pendukung juga menjadi sangat sentral bagi keberhasilan belajar daring. Jika peserta didik tidak bisa difasilitasi peralatan pendukung seperti ponsel, laptop atau bahkan jaringan internet, peserta didik akan sulit mengikuti pembelajaran.

Merefleksi pengalaman pembelajaran tatap maya sejak awal kemunculan makhluk kecil bernama Covid 19 ini, beragam kendala kerap muncul.  Keterbatasan kuota internet, motivasi rendah, buruknya sinyal, peralatan penunjang yang tidak memadai misalnya sering dihadapi baik guru maupun siswa. Oleh karenanya, efektifitas pembelajaran virtual sangat bergantung dukungan fasilitas belajar dan mengajar. Layaknya pembelajaran tatap muka, belajar online pun membutuhkan lingkungan belajar mengajar yang nyaman.

Suara bising di saat guru menyampaikan materi pelajaran atau rapat sekolah secara daring, sangat menganggu konsentrasi. Bayangkan saat kita melakukan presentasi penting secara virtual, suara bising terdengar oleh peserta meeting lainnya dan sangat mengganggu. Kebisingan itu misalnya bisa bersumber dari suara kendaraan yang lalu lalang di depan rumah atau kost, pedagang keliling yang menjajakan dagangannya, atau para pengamen di depan pagar menyanyikan lagu. 

Namun demikian, dibalik berbagai tantangan model pembelajaran daring, terselip beragam manfaat dari model pembelajaran tersebut. Orang tua dapat mengawasi anak-anaknya belajar di rumah, membuat peserta didik dan pengajar menjadi paham teknologi, mempercepat era 5.0, meningkatkan kemampuan di bidang ilmu teknologi, peserta didik juga menjadi kreatif dalam menyelesaikan tugas serta dapat mengkondisikan diri senyaman mungkin untuk belajar tanpa aturan yang formal. 

Pada akhirnya, kita dituntut untuk beradaptasi dengan situasi dan teknologi. Kelebihan dari pembelajaran sistem daring yaitu fleksibel serta lebih melatih tanggung jawab, kreatif dan juga mandiri sehingga membentuk pribadi yang lebih percaya diri. Tak dipungkiri, kekurangannya adalah dari segi fasilitas seperti perangkat seluler, kuota dan juga jaringan yang stabil. Hal tersebut harus tetap dijalankan oleh peserta didik. Semoga pandemi ini segera berakhir.

Posting Komentar untuk "Tantangan belajar dari rumah selama pandemi"